Ulang Tahun Lamine Yamal Penuh Kontroversi: Undang Performer Bertubuh Kecil, Kini Terancam Masalah Hukum

Ulang Tahun Lamine Yamal Penuh KontroversiKontroversi ulang tahun Lamine Yamal memanas usai tampilkan performer bertubuh kecil. Pemerintah dan LSM desak penyelidikan hukum.

Ulang Tahun Lamine Yamal Penuh Kontroversi: Undang Performer Bertubuh Kecil, Kini Terancam Masalah Hukum
Berita Olahraga Terkini – Perayaan ulang tahun ke-18 Lamine Yamal, pemain muda Barcelona yang sedang naik daun, mendadak jadi sorotan tajam. Bukan karena kemewahan pestanya atau siapa saja yang hadir, tapi karena kehadiran sekelompok performer bertubuh kecil yang langsung memicu kontroversi.

Pesta di gelar secara tertutup pada hari Senin, sehari setelah ulang tahunnya yang jatuh pada 13 Juli. Lokasinya? Sebuah rumah pedesaan yang disewa Yamal di kawasan Olivella, sekitar satu jam perjalanan dari kota Barcelona. Sejumlah pemain bintang ikut meramaikan, termasuk Lewandowski, Balde, Gavi, dan Raphinha. Tapi suasana berubah ketika rekaman video dari acara itu menyebar.

Terekam jelas beberapa pria bertubuh kerdil masuk ke lokasi pesta. Mereka terlihat mengenakan kostum, ikut tampil menghibur. Tapi bukan soal aksi mereka yang jadi masalah. Kehadiran mereka justru dianggap menyinggung kelompok penyandang disabilitas, bahkan berpotensi melanggar hukum.

Baca Juga : Chelsea Juara Piala Dunia Antarklub 2025 Setelah Membungkam PSG 3-0

Pemerintah Ikut Bersuara, Lembaga HAM Minta Tindakan

Tak lama setelah video itu viral, reaksi datang dari berbagai pihak. Salah satunya dari Kementerian Sosial Spanyol. Jesus Martin Blanco, yang menjabat Direktur Jenderal Urusan Disabilitas, menyatakan keprihatinan mendalam.

“Kita sedang bicara tentang figur publik yang punya pengaruh besar pada anak-anak muda. Lalu dia membuat pilihan seperti ini? Kami tak bisa tinggal diam,” ujar Martin lewat wawancara dengan media lokal.

Ia menambahkan bahwa tak peduli seberapa terkenal atau kaya seseorang, aturan dan prinsip kesetaraan harus tetap di tegakkan. “Siapa pun yang menganggap dirinya bisa kebal hukum hanya karena posisi atau uang, sedang main api,” lanjutnya.

Salah Satu Performer Angkat Bicara: “Kami Profesional”

Di tengah derasnya kritik, sebuah siaran radio lokal, RAC1, menyiarkan wawancara dengan salah satu performer bertubuh kecil yang ikut tampil malam itu. Identitasnya di samarkan demi keamanan, tapi pesannya cukup jelas: mereka tidak di paksa, dan mereka hanya bekerja sesuai kontrak.

“Kami datang sebagai pengisi acara. Ada yang bagi minuman, ada yang joget, bahkan main sulap. Semua profesional,” katanya dalam rekaman suara. Ia juga menegaskan bahwa selama tampil, mereka di perlakukan dengan baik dan tidak merasa di rendahkan.

Meski begitu, pernyataannya tak cukup meredam amarah publik terutama dari komunitas penyandang disabilitas.

Desakan Hukum dari Asosiasi Dwarfisme

Asosiasi ADEE, organisasi yang memperjuangkan hak-hak orang bertubuh pendek akibat kondisi medis seperti achondroplasia, mengecam keras kejadian ini. Mereka menyebut apa yang terjadi di pesta tersebut sebagai bentuk eksploitasi yang merendahkan martabat manusia.

Dalam pernyataan resminya, ADEE mengutip pasal hukum yang melarang pertunjukan yang mengekspos penyandang disabilitas demi hiburan yang bersifat merendahkan.

“Kami tidak akan membiarkan kejadian seperti ini berlalu tanpa konsekuensi,” bunyi pernyataan mereka. ADEE berencana membawa masalah ini ke ranah hukum.

Namun, performer yang di wawancarai sebelumnya justru merasa di khianati oleh narasi yang berkembang. “Tak ada yang tanya langsung ke kami. Mereka bicara seolah-olah kami korban, padahal kenyataannya jauh dari itu. Yang rugi ya kami juga,” ujarnya.

Sumber : Bolanet

By tim 3