Cristiano Ronaldo dan Musim Keemasan di Teater Impian: Kisah Sang Raja 2007/08

Cristiano Ronaldo dan Musim Keemasan di Teater ImpianLegenda lahir di Musim 2007/08 Cristiano Ronaldo di Manchester United, saat ia mencetak 42 gol dan meraih Ballon d'Or pertamanya.

Cristiano Ronaldo dan Musim Keemasan di Teater Impian: Kisah Sang Raja 2007/08
Berita Olahraga Terkini – Di antara lembaran emas sejarah sepak bola, nama Cristiano Ronaldo terukir sebagai legenda yang tak lekang oleh waktu. Sebelum langkahnya menapaki gurun pasir Arab bersama Al Nassr, sang megabintang telah menaklukkan panggung Eropa lewat tiga kerajaan raksasa: Manchester United, Real Madrid, dan Juventus.

Namun, ada satu bab yang begitu menggema satu musim yang membuat dunia tunduk pada keajaiban Ronaldo: musim 2007/08, saat ia mengenakan merah khas Manchester United dan mengguncang sepak bola dunia.

Baca Juga : Liverpool Bidik Bek Brentford di Tengah Ketidakjelasan Masa Depan Konate

Inspirasi dari Timur, Gema dari Barat

Di ujung Asia, seorang bocah bernama Son Heung-min menyaksikan Ronaldo dari layar kecil rumahnya. “Dia idola saya,” aku Son suatu ketika. “Saya menontonnya di YouTube, saya tumbuh bersama aksi-aksinya di United.” Bagi Son dan jutaan lainnya, Ronaldo bukan sekadar pesepak bola ia adalah panutan, cahaya yang menunjukkan jalan.

Musim Emas di Tanah Inggris

Musim 2007/08 bukan sekadar angka di kalender. Bagi Ronaldo, inilah musim di mana ia berubah dari bintang menjadi raja. Di usia 23 tahun, ia melesakkan 42 gol dalam 49 pertandingan, angka luar biasa yang membuat para pengkritik terdiam.

Di Premier League, ia menjadi mesin gol dengan torehan 31 gol dan enam assist, memimpin Manchester United meraih trofi liga dengan 87 poin menjauh dari kejaran para pesaing. Fernando Torres hanya bisa membuntuti dari kejauhan. Setiap sentuhan Ronaldo menjadi ancaman, setiap golnya adalah pesan: “Akulah penguasa liga ini.”

Panggung Eropa, Mahkota Dunia

Tak hanya di Inggris, Ronaldo juga mencuri perhatian di benua biru. Ia menjadi top skor Liga Champions dengan 8 gol, membawa Setan Merah melaju hingga final. Meski sempat gagal dalam drama adu penalti melawan Chelsea, nasib tetap memihak Manchester United trofi Liga Champions ketiga pun akhirnya diraih.

Gelar demi gelar mengalir: UEFA Club Footballer of the Year, Sepatu Emas Eropa, dan puncaknya Ballon d’Or 2008 serta gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA. Dunia pun sepakat: Ronaldo bukan lagi calon legenda. Ia sudah menjadi legenda.

Warisan yang Tak Luntur

Musim 2007/08 adalah musim di mana Cristiano Ronaldo menegaskan bahwa dirinya bukan hanya atlet, tetapi simbol dari kerja keras, dedikasi, dan ketekunan. Dari Old Trafford, gaung namanya menggema ke seluruh penjuru dunia meninggalkan jejak yang terus di kenang hingga kini.

Baca Juga : Bolanet

By tim 3