Alvaro Carreras Pulang ke Real Madrid: “Dulu Anak-anak, Sekarang Pria”

Alvaro Carreras Pulang ke Real MadridAlvaro Carreras pulang ke Real Madrid bukan sekadar transfer—ini kisah pulang kampung, penuh harapan, perjuangan, dan pembuktian diri.

Alvaro Carreras Pulang ke Real Madrid: “Dulu Anak-anak, Sekarang Pria”
Berita Olahraga Terkini – Ada momen dalam hidup seorang pesepakbola yang terasa lebih besar dari sekadar perpindahan klub. Bagi Alvaro Carreras, kembali ke Real Madrid bukan cuma urusan transfer ini adalah babak baru dalam sebuah kisah pulang kampung. Setelah bertahun-tahun merantau, menjajal lapangan-lapangan asing dari Inggris hingga Portugal, Carreras kembali ke tempat segalanya bermula. Ia datang sebagai pria 22 tahun yang telah melalui jatuh bangun karier profesional, bukan lagi sebagai remaja akademis yang meninggalkan Madrid.

“Saya pergi sebagai anak-anak. Saya kembali sebagai pria,” katanya lirih, matanya berkaca-kaca saat berbicara di hadapan media di Valdebebas, Selasa kemarin.

Karier Carreras tak pernah berjalan lurus. Setelah tiga tahun di akademi Los Blancos. Dia memilih hengkang pada 2020 demi mengejar peluang di Manchester United. Tapi di Old Trafford kesempatan tampil di tim utama tak kunjung datang. Lalu banyak klub yang pinjam, ada Preston North End, Granada, dan terakhir Benfica.

Namun justru di Portugal, nasib mulai bersahabat. Di bawah bimbingan Bruno Lage, Carreras tak hanya menemukan jam bermain ia menemukan dirinya sendiri. Dribel agresif, keberanian dalam menyerang, dan kedisiplinan bertahan menjadikannya salah satu bek paling menarik di Liga Portugal. Musim lalu, ia mencatat 69 dribel, dengan 34 di antaranya sukses melewati lawan sebuah catatan mengesankan untuk seorang bek kiri. Lebih dari sekadar statistik, Carreras tumbuh. Ia belajar keras, gagal, lalu bangkit. Dan yang lebih penting: ia mulai dipercaya.

Baca Juga : Ulang Tahun Lamine Yamal Penuh Kontroversi: Undang Performer Bertubuh Kecil, Kini Terancam Masalah Hukum

Real Madrid Rumah yang Tak Pernah Pergi dari Hati

Real Madrid melihat itu. Mereka tak hanya melihat statistik. Mereka melihat seorang mantan anak didik yang telah matang. Sebuah reuni pun terjadi. Nilai transfernya mencapai €50 juta, sebuah angka yang cukup menggambarkan kepercayaan klub terhadapnya. Namun, Carreras tak mau terbebani oleh harga.

“Saya tidak tertarik membahas angka, dan itu bukan urusan saya. Tugas saya hanya satu: memberikan yang terbaik untuk lambang ini,” ujarnya tegas. Di tengah kembalinya ia ke Bernabeu, ada satu wajah yang terus muncul dalam benaknya sang ibu. “Dia menangis saat tahu saya kembali ke Madrid. Reaksinya, itulah yang paling menyentuh hati saya.”

Bagian dari Proyek Besar

Madrid tengah membangun ulang. Regenerasi skuad menjadi prioritas. Carreras bukan satu-satunya wajah baru. Ada Dean Huijsen, Franco Mastantuono, dan bahkan Trent Alexander-Arnold yang bergabung di musim panas ini. Tapi Carreras datang dengan sesuatu yang berbeda: akar yang dalam, sejarah yang pernah tertulis, dan tekad untuk menulis ulangnya.

Xabi Alonso kini punya opsi baru di sisi kiri pertahanan sebuah posisi yang dalam beberapa musim terakhir kerap menjadi titik rapuh. Tapi lebih dari itu, Alonso punya seorang pemain yang tahu betul apa arti mengenakan seragam putih kebanggaan itu.

Panggung Pembuktian

Kini sorotan mengarah pada Carreras. Bukan hanya karena masa lalunya di Madrid atau kisah perjalanannya yang mengharukan. Tapi karena harapan besar yang melekat di pundaknya.

Dan jika kita percaya bahwa sepak bola tak hanya soal skill, tapi juga soal waktu yang tepat dan hati yang kuat, maka mungkin hanya mungkin kisah ini baru saja dimulai.

Sumber : Bolanet

By tim 3